Augmentasi adalah salah satu proses pembentukan urine di ginjal setelah filtrasi dan reabsorbsi . Proses augmentasi menekankan pada pembuangan urine yang kandungan zat zat nya sudah benar benar tidak digunakan lagi oleh tubuh sudah benar benar racun tubuh yang terbuang
Proses augmentasi yang merupakan proses terakhir pembuatan urine ini terjadi di nefron ginjal tepatnya di Tubulus kontortus Distal (TCD) yaitu bagian nefron ginjal yang berupa saluran setelah gelung henle dan sebelum tubulus kolektivus artinya Tubulus Contortus Distal itu menerima urine berupa urine sekunder yang datang dari Tubulus Contortus Proximal (TCP) melalui gelung henle yang kemudian akan dibuang ke tubulus kolektivus sebagai urine sesungguhnya setelah mengalami Augmentasi di tubulus kontortus distal ini . OK
Tubulus Contortus distal ini di ginjal berada di bagian Medula Ginjal yang hanya melalui sekali saluran lurus tubulus kolektivus urine sudah mencapai pelvis renalis atau rongga ginjal .
Apa yang terjadi di proses augmentasi di saluran /tubulus kontortus distal ini . Prinsipnya hanya pada pengurangan jumlah air di urine dengan menyerap kembali air oleh pembuluh darah atau pembiaran air di urine tetap berada di saluran tubulus sehingga air yang terbuang bersama air mencukupi terbentuk urine yang baik encer yang airnya banyak menyertai zat zat buang di urine . Semua pengaturan baik air akan diserap atau tidak diserap kembali ( Reabsorbsi AIR fakultatif) diatur oleh hormon ADH yang dihasilkan oleh Kelenjar hipofise posterior yang ada di otak kita , sehingga jika terjadi di sekresi ADH ini akan berpengaruh pada kwantiras urine yang dikeluarkan OK
Bagaiman Detailnya silahkan baca ini
Proses augmentasi yang merupakan proses terakhir pembuatan urine ini terjadi di nefron ginjal tepatnya di Tubulus kontortus Distal (TCD) yaitu bagian nefron ginjal yang berupa saluran setelah gelung henle dan sebelum tubulus kolektivus artinya Tubulus Contortus Distal itu menerima urine berupa urine sekunder yang datang dari Tubulus Contortus Proximal (TCP) melalui gelung henle yang kemudian akan dibuang ke tubulus kolektivus sebagai urine sesungguhnya setelah mengalami Augmentasi di tubulus kontortus distal ini . OK
Tubulus Contortus distal ini di ginjal berada di bagian Medula Ginjal yang hanya melalui sekali saluran lurus tubulus kolektivus urine sudah mencapai pelvis renalis atau rongga ginjal .
Apa yang terjadi di proses augmentasi di saluran /tubulus kontortus distal ini . Prinsipnya hanya pada pengurangan jumlah air di urine dengan menyerap kembali air oleh pembuluh darah atau pembiaran air di urine tetap berada di saluran tubulus sehingga air yang terbuang bersama air mencukupi terbentuk urine yang baik encer yang airnya banyak menyertai zat zat buang di urine . Semua pengaturan baik air akan diserap atau tidak diserap kembali ( Reabsorbsi AIR fakultatif) diatur oleh hormon ADH yang dihasilkan oleh Kelenjar hipofise posterior yang ada di otak kita , sehingga jika terjadi di sekresi ADH ini akan berpengaruh pada kwantiras urine yang dikeluarkan OK
Bagaiman Detailnya silahkan baca ini
- Setelah mengalami proses reabsorbsi, urin sekunder akan masuk tubulus kontortus distal melalui lengkung henle.
- Di dalam tubulus kontortus distal, urin sekunder akan terjadi Fakultatif reabsorbsi air
- Jika kita jarang minum maka otak akan memerintah hipothalamus untuk menghubungi hipofise untuk mengeluarkan ADH (Anti Diuretika Hormon) untuk menyerap kembali air yang ada di tubukus sehiingga kandungan air di urine sedikitt atau urine kehilangan banyak sekali air (H2O) sehingga urin menjadi lebih pekat. , inilah yang menyebabkan penyakit batu ginjal muncul
- Namun jika kita sering minum maka secara alamiah otak tidak memberikan sinyal ke hipofise sehingga tidak terjadi reabsorbsi air , Mengingat tidak adanya hormon ADH yang diproduksi hipofise ada di darah sehingga urine kita encer karena banyaknya air yang terbuang OK
- Jadi banyak sedikitnya air yang menyerta urine ditentukan oleh banyak sedikitnya ADH di darah yang diproduksi hipofise poterior itu , Jika kita sedikit minum maka ADH di sekresikan didarah sehingga darah menjadi pekat otomatis air di tubulus yang ditempel oleh pembuluh darah terserap secara osmosis , sebaliknya ya jadi tidak ada penyerapan .
- Kesimpulannya di Augmentasi inilah Pos yang menentukan banyak sedikitnya air di urine yang ditentukan oleh ada tidaknya ADH. sehingga disinilah ter identifikasi munculnya kasus Diabetes Incipius OK
- Disini jugalah urin sekunder mengalami penambahan zat sisa dan zat-zat beracun seperti ion hidrogen (H+) dan urea.
- Setelah mengalami penambahan berbagai zat sisa pada proses augmentasi, urin sekunder kemudian menuju pelvis lalu masuk ke vesica urinaria melalui saluran ureter untuk ditampung sementara.
- Dari sana urin akan menuju ke kantung kemih. Kantung kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml air urin.
- Saat kantung kemih terisi penuh, maka dinding kantung kemih akan tertekan sehingga kita merasa ingin buang air kecil.
- Jumlah air yang diminum
- Hormon ADH
- Saraf ginjal berupa Saraf,rangsang saraf renalis akan menyempitkan arteriole aferent,aliran darah berkurang,filtrasi kurang afektif,urine sedikit
- Hormon Insulin
- Banyak garam yang dikeluarkan
- Suhu aliran darah diglomerulus dan filtrasi kurang----urine sedikit
- Konsentrasi darah,ADH dirangsang---urine sedikit
- Emosi
- Zat-zat antidiuretika ex: kopi the,alkohol menghambat reabsorpsi Na akibatnya ADH berkurang----urine meningkat
- Semakin banyak volume air yang diminum, maka urin yang dihasilkan juga semakin banyak. Disarankan agar setiap hari kita minum air putih minuman 6 gelas.
- Konsumsi air putih bisa membersihkan racun-racun tubuh yang masuk ke dalam ginjal dan memberi manfaat menjaga kelembaban pada kulit
- Faktor pertama yang mempengaruhi produksi air kencing (urin) adalah hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar oleh hipofisis posterior.
- Jika tubuh menghasilkan banyak ADH maka penyerapan air pada tubulus juga banyak, sehingga volume urin sedikit dan dalam kondisi pekat.
- Sebaliknya, jika ADH berada dalam jumlah sedikit maka penyerapan air juga sedikit sehingga ginjal menghasilkan urin dalam volume banyak dan kondisinya encer.
- Jika kelenjar hipofisis tidak berfungsi sehingga tidak bisa menghasilkan ADH, maka urin akan menjadi sangat encer. Kondisi demikian dinamakan penyakit diabetes insipidus
- Rangsangan pada saraf ginjal akan mengakibatkan penyempitan duktus eferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang dan mengakibatkan proses filtrasi kurang efektif.
- Kondisi demikian mengakibatkan volume urin yang dihasilkan jumlahnya sedikit.
- Begitu juga sebaliknya.
- Jika hormon insulin jumlahnya sedikit, misalnya pada penderita diabetes melitus, maka kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal.
- Hal ini akan mengganggu proses penyerapan kembali air sehingga orang tersebut akan lebih banyak mengeluarkan urin.
- Proses produksi urin akan terganggu bila seseorang menderita salah satu penyakit akibat kelainan fungsi ginjal.
- Penyakit kelainan ginjal yang sering terjadi pada manusia antara lain: nefritis, diabetes melitus (kencing manis), diabetes insipidus, albuminuria, dan batu ginjal.
- Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal.
- Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil.
- Urtan ekskresinya Glomerulus - Simpai Bowman - sal.pengumpul kecil ( tub.proksimal dan tub. distal ) - Sal. Pengumpul besar ( ductus colektivus ) - rongga ginjal è saluran ginjal ( ureter ) - Kandung kemih ( vesica urinaria ) - saluran kandung kemih ( uretra )
- Jadi Urin akan keluar melalui uretra.
- Urin yang ditampung di dalam kandung kemih ini selanjutnya akan keluar tubuh melalui saluran uretra.
- Urin sesungguhnya ini memiliki komposisi berupa air 96%, urea 2,5%, garam 1,5%, dan juga telah bercampur dengan zat warna empedu yang memberi warna pada air urin.