Ada cerita mendasar yang sebaiknya anda tahu ketika saya hidup di Bojonegoro kota kecil di Jawatimur 110 km barat dari surabaya , Bojonegoro kota yang dikelilingi sungai bengawan solo , Orang tua , pakde dan mbah mbah saya pasti mempersiapkan agar anaknya harus tetap survive dengan apa adanya di lingkungan yang disekitari sungai itu , tempat saya pasti selalu kebannjiran ketika musim hujan tiba dan di solo kebanyakan air, untuk itulah maka anak anaknya dilatih untuk berenang , bersiap mempersiapkan bagaimana mengantisipasi banjir dan tentu bagaimana memanfaatkan linngkungan agar tetap survive hidup .
Ada yang dilatih bagaimana mencari ikan secara canggih , bagaimana memanfaatkan perairan itu untuk usaha hingga menghasilkan uang untuk kehidupan . dan lain lain
Tradisi itu secara turun temurun tetangga tetangga sekitar rumah di bojonegoro mempersiapkan anaknya untuk itu . semua follower semua tidak futuristik (ini anggapan saya saja hehe)
tahun ini dan mungkin 5 tahun berikut masih ada dan survive sungai itu , anak anak masih bisa latihan renang , cari ikan , cari pasir , bikin batako dan lain lain
Orang pintar di hulu juga punya perilaku yang sama dengan yang ada di hilir , namun jika orang hulu ini berisi orang orang yang jago mengelola lingkungan dengan bosan banjir di solonya , di madiunnya dia mendirikan bendungan agar selain bebas banjir juga bisa menjadikan manfaat air dimusim kemarau . apa yang akan di dapatkan temen temenku di bojonegoro ... ketika temen sudah dewasa siap kerja siap menerapkan yang dilatih ketika anak dan remaja usia produktif dan siap kerja ...... bagaimana mengaplikasi sungainya aja udah kering , ikannya udah ndak ada dan apa yang dilakukan ? udah tinggal aplikasi nggak ada lapangannya . Ya dipastikan temen temen di bojonegoro pasti menjadi terjadi perubahan habit yang mendasar , pengangguran pasti jika lagi apesnya ...maling , lagi baiknya menjadi pahlawan devisa yang instan pergi jadi TKI dan lain lain mungkin ada yang gila karena menatap masa depan yang ia belum dipersiapkan karena persiapannya keliru
Untuk itulah saya mencoba untuk keluar dari bojonegoro ke UGM mencari keilmuan untuk menambahkan ilmu Futuristik saya hehehe
Namun dari UGM saya seharusnya bekerja menjadi mikropaleontologist analisa organik fosil Foraminifera indikator pusat minyak di bumi, yang seharusnya kerja di perusahaan minyak malah menjadi Guru yang katanya kalifah yang penuh dedikasi tanpa gaji dan tanda jasa .... Namun udah menjadi bubur kalu beras yang ditanak kelamaan dan udah lewat sulit dirubah jadi nasi ...berawal dari bubur inilah saya mencoba merangkai ke Futuristikanya, saya tetep enjoy tettep tidak menyesal jadi guru karena anak saya yang paling besar dari Teknik mesin UI kerja di perusahaan minyak yang menjadikan cita cita awal saya hehehe , saya dengan meluangkan waktu membuat langkah kedepan menuliskan materi dasar sekolah sma dan alhamdullilah , begitulah 4 juta orang lebih pada hari ini orang pada melihat tulisan tulisan ini saya untuk menyiapkan materi lewat Blog untuk temen temen bojonegoro yang menjadi guru karena kurang persiapan karena terus mengatasi banjir sehingga bisa belajar mengambil materi lewat blog ini hehehe .... lima tahun lalu saya putuskan untuk mencoba teknologi ini secara pelan pelan tanpa berteriak futuristik membuat materi ajar , silentium perlahan saya olah tulisan tulisan yang berhubungan dengan keilmuan dasar agar bisa membantu temen guru dan anak anak untuk belajar ..... nggak tahu kenapa tuhan terus menyuruh nya agar terus memposting sesuai hati , tanpa profitt tanpa hasil uang justru mengeluarkan uang saya lakukan untuk Futuristik kedepan siapa tahu ada Orang yang baik hati memanggil saya untuk membuat tulisan tulisannya dan dipostingkan untuk bisa menghasilkan uang dengan iklan iklan yang di tempelkan banya untuk menyambut masa pensiun kedepan hahahaha ( karepe mbilung)
Apapun yang terjadi doakan saya terus bisa nulis , tetap sehat panjang umur dan tetep gusti maringi rejeki
Ad Maiorem Dei Gloriam
Sponsored by Gusti Allah